Selasa, 16 Desember 2008

TUNTUTLAH ILMU SAMPAI STAN

Rasulullah SAW pernah bersabda “Tuntutlah ilmu sampai negeri China”. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa harus China? Apakah orang-orang China pintar-pintar? Mungkin hal itu benar adanya. Tetapi, satu hal yang pasti tentang sabda Nabi SAW tersebut adalah bahwa kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, diperintahkan untuk menuntut ilmu walaupun tempat kita menuntut ilmu, sangatlah jauh jaraknya dari daerah kita. Nah, tempat yang sangat jauh tersebut, diibaratkan negeri China.

Perintah menuntut ilmu sampai negeri China yang dalam hal ini kewajiban menuntut ilmu tanpa melihat jauh dekat jaraknya, memiliki banyak manfaat bagi sang penuntut ilmu. Selain ilmu pengetahuan yang dapat di peroleh, dengan menuntut ilmu ke daerah yang jauh dari daerah kita, kita juga dapat mempelajari kebudayaan-kebudayaan yang ada di tempat kita menuntut ilmu. Sehingga kita dapat mengetahui berbagai macam karakter manusia sesuai dengan ras, bangsa, suku, dan kelompoknya masing-masing. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Hujuraat ayat ke 13 yang artinya “ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal…..”

Apa hubungan STAN dengan China ya? Atau apa juga hubungan antara STAN dengan firman Allah SWT di atas? Seperti yang kita ketahui bersama bahwa mahasiswa STAN adalah mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Tentu saja antara daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki kebudayaan, kebiasaan bahkan bahasa yang berbeda-beda pula. Kita harus bersyukur atas kemajemukan dalam lingkungan STAN karena dengan kemajemukan dan perbedaan tersebut, kita dapat saling mengenal kebudayaan masing-masing daerah sehingga bila ditelaah lebih jauh, betapa kayanya negara Indonesia akan kebudayaan jika dibandingkan dengan negara lain.

Berbicara masalah pendidikan, proses penanaman suatu pengetahuan terhadap seseorang, berlangsung melalui 3 bentuk. Bentuk yang pertama adalah pendidikan formal yang kita peroleh melalui lembaga-lembaga pendidikan resmi dan formal seperti TK, SD, SMP, SMA, dan Universitas yang berlangsung di dalam kelas dengan perantara seorang guru atau dosen. Bentuk yang kedua adalah pendidikan non formal yaitu proses pendidikan yang berlangsung dalam suatu lembaga non formal seperti lembaga bimbingan belajar, les, dan privat dengan perantara seorang guru atau orang yang dianggap lebih menguasai suatu subjek pengetahuan. Sedangkan bentuk pendidikan yang terakhir adalah pendidikan informal yaitu suatu proses penanaman pengetahuan tanpa melalui perantara seseorang dalam penyampaian suatu pengetahuan serta berlangsung di luar lembaga formal dan non formal. Contoh sederhana dalam pendidikan informal adalah seorang anak yang meniru kebiasaan yang dilakukan oleh orang tuanya.

Dihubungkan dengan ayat Al-Qur’an dalam surat Al-Hujurat ayat 13 di atas, pengenalan berbagai macam karakter manusia tersebut merupakan proses pendidikan informal yang secara tidak langsung kita praktekkan. Proses pengenalan tersebut berlangsung saat kita berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain dari suku dan bangsa yang berbeda. Begitu pula di STAN , dengan interaksi yang dilakukan setiap harinya, seseorang dapat mengenal karakteristik dan kebudayaan orang lain. Sebagai contoh adalah si A adalah mahasiswa yang berasal dari Bandung (suku Sunda). Si A ini memiliki teman yaitu si B yang berasal dari daerah Jogjakarta (suku Jawa). Melalui interaksi yang mereka jalani setiap harinya, si A adapat mengetahui bagaimana cara berbicara, logat, dialek, mengetahui kebiasaaan bahkan bias belajar beberapa kosakata jawa yang sering diucapkan oleh si B. begitu pula yang dialami si B terhadap si A.

Dari contoh di atas, dapat diketahui bahwa secara tidak langsung, si A dan si B telah mengalami suatu proses pendidikan yang sebelumnya tidak mereka ketahui, tidak mereka rasakan dan tidak mereka rencanakan karena proses pendidikan yang mereka jalani, berjalan seiring dengan interaksi yang mereka lakukan. Itulah proses pendidikan yang sebelumnya telah dijelaskan sebagai pendidikan informal seseorang.

Itu baru contoh interaksi antara 2 orang dari daerah yang berbeda pula. Padahal di STAN sendiri terdapat beribu-ribu mahasiswa yang berasal dari berabagai daerah di Indonesia. Begitu dahsyatnya pendidikan informal tersebut sehingga tidak kita sadari, secara otomatis tanpa perintah, otak kita menyimpan memori pengetahuan yang kita dapatkan dari pendidikan informal tersebut.

Apabila meresapi makna dari sabda Nabi SAW, surat Al-Hujuraat ayat 13, serta pengertian dari proses pendidikan informal, sungguh beranekaragam kebudayaan yang ada di dunia ini. Subhanallah, betapa besar kekuasaan Allah SWT. Sungguh Maha Besar Allah yang telah menciptakan semua ini dengan sangat sempurna.

Tidak ada komentar: